Mata Pencaharian..
Seperti yang telah diceritakan pada episode sebelumnya bahwasannya
aku tinggal di sebuah desa bernama Desa Pandian yang terletak di kecamatan Burneh,
kabupaten Bangkalan, Madura. Untuk sebuah perkumpulan atau desa sudah tentu
memiliki mata pencaharian. Seperti mayoritasnya pencaharian penduduk Negara
Indonesia kita tercinta ini, mata pencaharian di desaku sebagian besar adalah
petani.
Mereka biayasanya menanam padi di sawah – sawah mereka. Karena
selain peran padi yang nantinya akan menjadi beras merupakan makanan pokok di
daerah kami, juga dikarenakan tanah di sawah – sawah tersebut yang sangat subur
dan cocok untuk ditanami padi. Padi tersebut selain untuk memenuhi kebutuhan
makanan pokok juga sebagian di jual untuk membeli keperluan hidup lainnya,
seperti lauk – pauk dan sandang.
Selain menanami sawah mereka dengan padi, mereka juga menanam
jagung, kacang panjang, kacang ijo, kacang tanah, dan singkong pada musim –
musim tertentu. Hal tersebut juga sangat membantu mencukupi kebutuhan hidup
warga desa pandian mengingat bukan hanya cukup beras saja yang akan dijadikan
santapan nantinya. Mereka juga menjual hasil dari apa yang mereka tanam
tersebut.
Pada musim pacekik yakni dimana
tidak ada kegiatan menanam disana, mereka hanya menunggu sampai datangnya musim
menanam untuk bergelut di bidang tani kembali. Hal tersebut kadang membuat
warga desa bingung untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari, hingga pada akhirnya
mereka memutuskan untuk menjadi pedagang di pasar tradisional yang dekat dengan
desa kami atau hingga ke luar daerah.
Hingga kinipun, warga masyarakat
desa pandian mempunyai pekerjaan sampingan yakni menjadi seorang pedagang.
Karena dinilai bila menjadi seorang petani saja tidak akan mampu mencukupi
semua kebutuhan sehari – hari mereka. Sebenarnya aku merasa bangga dan kasihan
pada warga didesaku yang notabennya berprofesi sebagai petani dan tentunya
latar belakang mereka yang kebanyakan hanya lulusan sekolah dasar, namun aku
bangga karena berkat merekalah kita dapat merasakan lezatnya nasi putih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar